CAMPING
ANGKER
Kali
ini early bakalan nulis soal pengalaman hidup yang paling angker,,, kejadiannya
tepat pada 3 Oktober 2011 dan berlangsung selama 3 hari. Begitu banyak
pengalaman yang menakutkan tapi bagiku inilah yang paling, paling, amat dan
sangat angker. Ok and read it is.
“Oke,,,
jadi udah ACC nih tempatnya di Bumi Perkemahan Bulurokeng, tanggal 3 oktober
2011, dan camping berlangsung selama seminggu????” Tanya ketua HMJ. Kami semua
serempak berkata yaaa,,,,, sambil tepuk tangan,, saya dan teman-teman bersuka
cita, gimana tidak, camping adalah kegiatan yang paling ditunggu-tunggu.
Dalam pikiranku Bulurokeng adalah
bumi perkemahan yang hijau dengan pepohonan yang rimbun dan udara yang segar.
Sehari sebelum keberangkatan, saya dan teman-teman yang kebetulan tinggal di
BTN yang sama, sibuk ngurus kiri kanan barang bawaan seperti pakaian, peralatan
mandi, make up, serta snack. Saya sendiri udah menyusun daftar barang-barang
bawaan di note hpku.
Gila…. Teman-teman yang lain bahkan
bawa ember katanya buat mandi. Hahaha. Orang-orang di kampus heran melihat kami
berjalan di tengah-tengah kampus sambil membawa barang-barang yang demikian
banyaknya,, mungkin mereka berpikir TKI darimana nih tersesat dalam kampus yang
begitu luas.?
Setelah dapat angkot ke kampus 1,
hati kami terasa lega banget. “ce ilehhhh,, senior-senior memang hobbynya kayak
gini, katanya ngumpul di kampus jam 09.00 , eh sekarang udah lewat, mereka pada
kemana?” kataku kesal.
Hari itu kami menunggu senior hampir
5 jam, akhirnya sekitar pukul 14.00 kami baru berangkat ke bumi perkemahan
tersebut. Di tengah jalan teman-teman bersenda gurau sambil menyanyikan lagu.
Saya dan Azmi duduk di depan, yang lain pada seru-seruan di belakang. Perjalanan
yang memakan waktu hampir 2 jam tersebut ternyata sesampai di sana sangat
mengecewakan.
Saya dan Azmi berniat pulang.
Mengapa?????? Coba Anda bayangkan, katanya bumi perkemahan tapi
keadaannya,,,,,,, di sana gersang gak ada pepohonan hijau kayak yang ada dalam
pikiranku, gak ada air sungai yang mengalir, gak ada udara segar yang ada hanya
tempat gersang yang panas, kering dan berdebu. Bukan Cuma aku dan Azmi yang
pengen pulang, bahkan semua teman-teman mau pulang. Tapi apa daya, kami hanya
junior dan yang berkuasa penuh itu hanya senior trus mau gak mau kami harus
ikut sama senior.
“kering banget, kayak di gurun aja.
Mana mau pipis lagi gak ada air. Mending pulang ah” kata salah seorang temanku.
Semuannya mengiyakan termasuk aku.
“oke anak-anak karena kalian semua udah
makan dan shalat jadi sekarang waktunya pasang tenda” kata ketua panitia.
Semuanya bergegas menuju lapangan paling ujung. Ternyata di ujung sana ada
danau, danau matilah tepatnya dan di sampingnya ada kuburan. Ih gak ada
kehidupan benget. Di antara semua tempat bekas aku camping, gak pernah aku
temui tempat seperti ini. Persis banget ma gurun pasir.
Semangat kawan-kawan membuat rasa
jengkel terhadap tempat ini perlahan-lahan menghilang. Semuanya semangat
membangun tenda sambil foto-foto.


Hmm…
lama-lama saya jadi ngantuk. Saya minta izin ma kk ketua HMJ kak Dedi. Dia
bilang iya, kamu tidur aja sambil jagain semua tas yang ada di Gazebo. Saya
setuju dan langsung ke Gazebo tidur sendiri sambil jaga tas.
Gak terasa hari sudah mulai gelap,
saya terbangun dari tidur karena Tuty yang membangunkanku katanya mau pinjam sendal.
Aku menatap ke arah ujung ternyata tenda udah berdiri tegak. Badan terasa panas
dan gerah rasanya pengen mandi tapi gak ada air. Huft payah nih camping.
Rasanya mau mandi tapi gak ada
tempat tertutup, jadi kami membersihkan diri pake tissue basah. Hmm, hari udah
magrib, setelah pada shalat semuanya mencari kesibukan masing-masing. Ada yang
main gitar, masak, bercanda, gossip, foto-foto pokoknya banyak deh. Tapi ada
yang kurang, uni n the gank, wisnu dan fadlian katanya gak mau nginap tapi
mereka bawa makanan buat kami.
“erly, saya mau buang air, temenin
donk ke wc”, kata Azmi.
Saya, Azmi, Anggi dan Anwar berjalan ke wc
yang jaraknya lumayan jauh. Hanya berbekal lampu hp, di sana sangat gelap dan sepi. Akhirnya kami menunggu
Anwar yang paling terakhir masuk wc. Saya, Azmi dan Anggi sedang bersenda gurau
sambil menyanyikan lagu westlife. Tiba-tiba Azmi berteriak ketakutan sambil
menunjuk ke arah pohon. Tapi saya dan Anggi Cuma menganggap itu gurauan belaka.
“loe
kira kita bakal percaya kalo itu hantu? Gak mampan.” Kata Anggi. Tapi lama-lama
saya mengira itu bukan main-main tapi pasti Azmi betul-betul melihat hantu. Dia
lari ke belakang hutan untung Anwar mengejarnya.
Sesampai
di tenda Azmi menangis terisak-isak, saya dan Anggi minta maaf. Ternyata yang
menangis itu bukan Azmi, tapi hantu telah merasukinya. Serentak kami semua
kaget melihat mata Azmi yang menyeramkan saat terkena lampu senter, maklum
listrik belum dipasang. Kami semua ketakutan, berkali-kali Azmi dirukyah oleh
kakak senior kami yang dianggap bisa menangani hal-hal gaib. Dia tidak pernah
mengamuk ataupun berteriak. Namun tak seorangpun bisa membuka genggaman
tangannya. Dia Cuma terdiam dan terpaku menatap ke arah langit-langit tenda.
SUMPAH
SEKARANG BULUKU MERINDING TIAP KALI MEMBAHAS SOAL INI
Setelah Azmi dinyatakan sembuh, kami
semua diperintahkan untuk tidur. Namun saya pribadi gak berhenti ketakutan dan
bulu kudukku merinding trus, sampai-sampai saya gak mau tidur di ujung. Saya
tidur di tengah-tengah Fifi dan Almardia. Saya selalu ketakutan dan mengintip
ke arah Azmi, saya selalu takut Azmi kumat dan melompat ke arahku.
Bayangan-bayangan buruk selalu menghantuiku.
Reflex saya kaget, saat melihat Azmi
lari menuju pintu belakang tenda. Saya membangunkan teman-teman yang lain. Kami
semua ketakutan, saya memeluk fifi karna tidak kuat lagi membendung rasa
takutku. Di tengah kepanikan kami, saya hanya bisa berbisik dalam hati “mama,
aku mau pulang”.
Azmi berhasil ditahan oleh
kakak-kakak senior. Seperti tadi, diapun tidak mengucapkan kata apa-apa. Namun
kali ini dia mengamuk seakan mau lari.
Tiba-tiba saja tatapannya yang tajam
langsung ke arahku. Dan saat itu mataku dan matanya saling kontak hingga
membuat jantungku berdebar kencang baru kali itu jantungku berdebar sekencang
itu seakan pembuluh darahku akan pecah (sumpah,
gak lebay tapi kenyataan). Kemudian rasa dingin menggorogoti seluruh
tubuhku hingga ke ubun-ubun. Rasanya saya mau teriak sekencang-kencangnya tapi
saya terus berzikir melawan makhluk halus itu menguasai tubuhku.
Saya tidak memperhatikan Azmi lagi,
tapi saya dengar dia tertawa dan berteriak “pulang kalian”. Perkelahian batin
sangat menyiksa diriku, saya memukul tas berharap diriku kaget dan tersadar
seperti biasa namun itu tak berhasil. Kudengar lantunan ayat kursi dan Allahu Akbar di telingaku. Namun apa
daya aku hanyalah makhluk hina yang berdosa sehingga imanku tak cukup kuat
untuk melawan makhluk halus itu.
Mataku masih bisa melihat
sekeliling, namun tubuh ini hanya bagaikan benda lain yang tak aku kenal, dia
bergerak semaunya tanpa dapat kukendalikan, dia mengucapkan banyak kata dari
bahasa yang tidak aku mengerti sedikitpun. Aku hanya bisa menangis dan minta
tolong dalam hati, namun tak seorangpun yang bisa mendengar, aku sadar selama
ini begitu banyak dosa yang telah aku perbuat. Kuingin menangis namun jasadku
sama skali tak membiarkan air mataku mengalir, dia hanya berteriak dan terus
mengucapkan kata-kata yang tidak aku mengerti.
Dalam tahap ini saya tidak bisa menceritakan
apa-apa karena saya kehilangan kesadaran
Cahaya keemasan lembut terasa menghangatkan
tubuhku. Aku terbangun dari tidurku, namun aku yakin semalam tubuhku tidak
tertidur karena mataku perih juga betisku penuh benjolan merah. Karena aku
alergi debu, pasti semalam tubuhku keluar dari tenda. Namun kulihat semua
teman-teman bersikap lembut menyapaku, yang biasanya mereka senang menganiaya
diriku dalam kelas. Kulihat Anggi tersenyum melihatku terbangun, “mudah-mudahan
early gak sakit lagi kayak semalam yah? Kasian, aku juga takut”. Kata Anggi.
Saya berbisik ke Anggi, “mank smalam
apa yang terjadi? Trus kenapa betis saya alergi lagi, pasti semalam kena debu.
Anggi menceritakan semuanya, saking
panjangnya ceritanya sampai-sampai gak ada titik, gak ada koma. Gila juga yah
tuh hantu masa dia buka-bukaan rahasiaku, rahasia keluargaku, sampai-sampai
nenek buyutku yang gak saya tau asal muasalnya dia cerita semua,, ckckckckck.
Tak lama kemudian kak Dedi, ketua HMJ skaligus seniorku waktu SMA yang udah aku
anggap sebagai kakak sendiri datang menemuiku sambil mengatakan saya harus
makan biar gak lemas.
Takut alergiku bertambah, saya
memaksa Anggi untuk menemaniku ke tempat mandi. Ternyata di sana udah banyak
teman-teman. Seperti yang lain, mereka juga menyapaku dengan ramah tidak
seperti biasanya kata hatiku.
Setelah mandi, tanpa sadar saya memakai
sarung dan menggulungnya ala bapak-bapak di kampung. Lama-lama saya sadar dan
buru-buru memakai baju mandi bukan malah memakai sarung seperti itu. Aku
bertanya dalam hati, apa yang melakukan tadi itu kemauan alam bawah sadarku
sendiri atau…..? tidak, gak ada makhluk
halus dan gak ada lagi yang kesurupan. Ini camping, kita harus senang-senang.
Kataku dalam hati.
Saya dan Anggi kembali ke tenda.
Tiba-tiba saya merasa ngantuk berat, saya mengajak Anggi lagi untuk menemaniku
ke mesjid untuk tidur dengan harapan saya bisa terbebas dari makhluk halus dan
tidur dengan nyenyak. Tapi Anggi nolak katanya hari itu jadwalnya untuk piket.
Banyak teman yang bersedia menemani saya tapi kakak senior melarangku pergi
kalo belum makan.
Stelah makan saya, Esse dan Anwar
berangkat ke mesjid. Saya lihat banyak teman-teman yang nongkrong di kios,
mereka semua menyapaku. Sesampai di mesjid saya langsung cari colokan untuk cas
hp yang udah lowbat semalaman, saya khawatir mamaku tau soal semalam. Saat hpku
kunyalakan, langsung berdering panggilan masuk dari kakakku. Ternyata dia tau
soal semalam. Saya menangis dan meminta kakakku menjemputku karena aku rindu
dengan suasana rumah yang damai. Namun anehnya, tengah perbincanganku dengan
kakakku, tiba-tiba aku mengeluarkan kata-kata yang tidak aku mengerti lagi.
Diriku kembali dirasuki oleh roh itu. Setelah berbicara tanganku melempar hpku
hingga semua casingnya terbongkar. Aneh, kenapa Esse dan Anwar tiba-tiba
tertidur pulas dan tidak mendengar teriakan suaraku.
Berkali-kali aku mencoba menguasai
dan mengendalikan diriku sendiri namun aku tak mampu. Rasanya tubuh ini
bagaikan dipinjam orang tanpa seizinku dan memakainya semaunya. Aku slalu
berusaha membangunkan Esse dan Anwar dengan cara menepuk-nepuk lantai namun
mereka sama skali tidak mendengarnya padahal aku dekat dari mereka. Kutenangkan
batinku sambil membaca ayat kursi berkali-kali supaya aku bisa mengeluarkan
suaraku, hingga akhirnya aku bisa berteriak minta tolong dan mereka terbangun.
Saya menangis dan meminta pulang ke tenda karena makhluk halus itu selalu
mengikutiku.
Di tengah perjalanan berbagai hal
aneh kulakukan namun itu bukan diriku lagi. Aku melewati kios tempat
teman-teman nongkrong, ingin rasanya aku berteriak minta tolong kepada mereka,
namun aku merasa mataku memelototi semuanya. Di pintu tenda penglihatanku
gelap.
Dalam tahap ini saya tidak bisa menceritakan
apa-apa karena saya kehilangan kesadaran
Saat aku tersadar, aku sudah berada
di atas angkot bersama teman-teman dan di sana ada tanteku juga. Mereka semua
menanyakan apa aku baik-baik saja. Aku minta hp tanteku dan menelpon orang
tuaku, kudengar suara mereka sangat panik tapi aku meminta mereka untuk tidak
khawatir karena sekarang saya sudah meninggalkan tempat angker itu.
Sesampai di rumah tanteku saya
langsung mandi, membersihkan diri dan shalat. Tapi entah mengapa saya tidak
bisa betah di rumah itu, perasaanku gelisah terus rasanya mau kembali ke rumah
kontrakanku saja. Aku menelpon sepupuku dan memintanya menjemputku.
Dalam perjalanan pulang ke rumah
begitu banyak hal aneh yang kualami. Bila mengingatnya rasanya tidak percaya
mataku bisa menyaksikan semua itu. Aku melihat sekumpulan jin hidup
berdampingan di tengah-tengah kami manusia. Ada yang menggantung di pohon, ada
yang berjalan sendiri, ada yang bergerombolang, pokoknya banyak. Dan bentuk
tubuhnya tidak jelas mana wajah, kaki, tangan dsb. Namun hitam dari atas ke
bawah.
Sesampai di rumah, tubuhku terasa
lelah dan saya memutuskan untuk langsung tidur tanpa mempedulikan
pertanyaan-pertanyaan Fitrah sepupuku.. dan seperti biasa tubuhku tak
henti-hentinya dikuasai oleh makhluk halus tak berperasaan itu. Kadang aku
menyadari, mendengar dan melihat apa yang diperbuat oleh makhluk itu dengan
memakai tubuhku, namun diriku tak dapat berbuat apa-apa. Aku hanya bisa
menangis dalam hati.
Pagi-pagi skali saya terbangun dari
tidur, ternyata di sampingku ada kakakku. Pagi itu aku agak lega karena rasanya
bisa menhirup udara segar kembali. Aku bergegas keluar rumah dan duduk di teras
rumah tetangga. Tapi sesuatu terjadi lagi, rasanya saya tidak sanggup
membendung rasa sedih yang amat mendalam, entah apa penyebabnya. Aku menyadari
menangis saat itu, dan aku melihat kakak senior lewat depan rumah sambil
berkata “early jangan melamun pagi-pagi. Kok matanya merah?”. Tapi saya tidak
peduli, entah kenapa.
Cepat-cepat aku melangkah masuk ke
rumah. Mencoba menghibur diri agar tidak jauh terlarut dan dikendalikan oleh
jin tak bermoral itu. Aku langsung mengambil hp dan mengirim sms ke semua
teman-temanku agar ke rumah dan menghiburku, soalnya aku juga kangen bercanda
sama mereka. Gak lama kemudian fifi, ani, fitri dan esse datang. Saya sempat
bercanda dengan mereka soalnya aneh kan fifi sama ani pake jilbab di rumah,
alasannya sih karena jin yang ada dalam tubuhku benci orang gak berjilbab. Tapi
lama kelamaan perasaanku tidak karuan skali rasanya mau terbang saja. Cepat-cepat
saya putar ayat kursi yang ada di hpku, tapi mendengar itu saya melempar hpku
sendiri. Rasanya telinga ini panas dan ketakutan skali. Tubuhku tak dapat
kukendalikan lagi. Bahkan saya pernah lari keluar rumah dan pingsan di jalan,
untung kata teman-teman kak dedi mengajarku dan menggendongku pulang.
Begitu banyak yang dia lakukan dan
dia katakan dengan memanfaatkan tubuhku. Sungguh jahat. Ternyata betul kata Al
Quran “sesungguhnya setan-setan itu
adalah musuh yang nyata bagimu”. Hari itu aku mengira diriku sedang sakaratul maut karena saya tidak mampu
lagi menguasai diriku seperti sebelumnya, sedetikpun saya memperjuangkan nafas
ini sangat berarti. Aku berdoa dalam hati berharap ampunanNya. Di sekelilingku
gelap tiada seorangpun seperti sebelumnya mengelilingiku, tidak ada lagi lantunan
ayat-ayat Al Quran yang kudengar, yang ada hanya segerombolan makhluk yang
tidak kukenal di sekelilingku dan terus maju menyerbuku. Mereka berkata lebih
baik aku ikut dengan mereka karena hidup di dunia mereka sangat indah tidak
seperti dunia ini. Tidak ada jalan lain, bayangkan bagaimana stress kita saat
mendengar suara gemuruh dan berada di tengah-tengah makhluk lain tak seorangpun
sebangsa kita. Aku pasrah dan mengatakan iya, bawalah aku. Namun keajaiban
Allah datang, tiba-tiba ada seorang kakek berkopiah hitam memegang tanganku dan
saya bisa melihat kembali semua orang-orang di sekelilingku. Tapi tubuh ini
masih dikendalikan oleh jin itu.
Aku melihat orang tuaku datang
bersama kakek, adik dan tanteku. Ingin rasanya aku mengangis dan berteriak minta
tolong tapi tidak bisa. Aku melihat orang tuaku menangis. Dalam hati aku
berkata “ya Allah kasihan orang tuaku,
tolonglah aku”. Dengan menggunakan tubuhku berkata, kalau dia menyukaiku dan
ingin membawaku bersamanya. Kalau orang tuaku setuju maka saya akan meninggal
tepat pukul 17.45 katanya. Kalau tidak, saya harus dibawa kembali ke Bulurokeng
biar jin itu bisa kembali ke tempatnya.
Saya
udah capek mengetik
Singkat cerita, saya di bawa ke
Bulurokeng. Sesampai di sana dia langsung memeluk sebuah pohon gersang dan
meminta pak ustadz membantuku. Awalnya tidak bisa. Diapun malakukannya sendiri.
Dengan mengucapkan kata-kata yang tidak kumengerti, diapun duduk dan membaca
ayat-ayat yang tidak saya tau apa itu dalam Al Quran. Akhirnya sayapun pingsan.
Saat terbangun saya sudah ada dalam gendongan ayahku. Betapa bahagianya diri
ini, saya bagaikan baru mendapatkan barang berhargaku yang pernah hilang.
Mamaku bilang baca surat Al Qautsar biar makhluk lain tidak kembali ke tubuhku.
Saat naik ke mobil, saya meminta untuk duduk di depan bersama pak ustadz. Di
tengah perjalanan pulang pak ustadz banyak bercerita gimana caranya biar gak
dirasuku ma iblis, pokoknya banyak banget deh.
Sesampai di rumah ternyata semua
teman dan senior masih menungguku. Bahagianya,,,, saya kembali bercanda seperti
biasa. Dan malam itu saya di bawa kembali ke kampong halaman selama seminggu.
Tapi ada 1 hal yang kulupa, pacarku ternyata tidak datang menjengukku selama
aku sakit. Dan lambat laun aku tau ternyata dia selingkuh. LLLL
aku sedih :’( ……………..
ihhh horor na panda
BalasHapussampe2 tertidur ka :p
ditunggu kunjungan balik.y
http://coretansuka-suka12.blogspot.com/2012/08/berikan-judul-untuk-postingan-ini.html
hahaha..... saya akan bikin yang lebih horrrorrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr/ biarka dag bisa ucapkan huruf R hahaha
Hapus