Fakultas
Sains dan Teknologi atau akrab disingkat dengan sebutan SainTek merupakan salah
satu fakultas besar yang ada di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar. Di dalamnya terdapat Sembilan jurusan yaitu : Matematika, Kimia,
Fisika, Biologi, Peternakan, T
eknik Informatika, Teknik Arsitektur, Sistem Informasi, dan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK). Saintek memiliki kurang lebih 2000 orang mahasiswa, saya tidak tahu berapa persisnya.
eknik Informatika, Teknik Arsitektur, Sistem Informasi, dan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK). Saintek memiliki kurang lebih 2000 orang mahasiswa, saya tidak tahu berapa persisnya.
Siapapun
yang melihat fakultas Saintek pasti mengatakan betapa megahnya fakultas
tersebut. Saintek memiliki empat buah gedung diantaranya pertama gedung C yang
ditempati oleh mahasiswa matematika, biologi dan teknik pwk. Kedua gedung D
atau biasa disebut gedung fakultas merupakan gedung terbesar di Saintek yang di
dalamnya terdapat ruang jurusan, laboratorium, ruang senat, ruang dekan, ruang
akademik, dan sebagainya. Ketiga gedung E yang ditempati oleh mahasiswa teknik
informatika, peternakan
dan sistem informasi. Di dalamnya juga
terdapat ruang perpustakaan dan sekret HMJ. Yang terakhir gedung F yang
ditempati oleh mahasiswa kimia, fisika dan teknik arsitektur. Di dalamnya juga
terdapat ruang bagian PIKIH yang sekarang disebut PIBA. Oke, saya kira sekian
deskripsi tentang fakultas Saintek karena saya akan membahas soal kurangnya
kursi di Saintek utamanya di gedung C.
Saya
belum pernah melanjutkan pengamatan ke gedung Saintek yang lain, karena sebagai
mahasiswa matematika tiap hari berada di gedung C. Pemandangan yang tidak asing
lagi setiap hari di gedung tersebut adalah dimana mahasiswa menarik kursi dari
satu ruangan ke ruangan lain. Kursi yang tersediapun 100% tidak ada yang
sempurna. Bahkan terkadang para mahasiswa harus terpaksa mengganggu jalannya
perkuliahan di ruangan lain ketika dilihat di ruangan tersebut ada kursi
berlebih. Pernah juga ada pengalaman dimana kuliah harus diundur sampai 20
menit padahal dosen sudah datang namun kursi dalam ruangan itu hanya ada tiga
buah itupun semuanya tidak memiliki meja tempat menulis jadi kami menulis
dengan menyandarkan buku di atas paha. Sangat ironis padahal di Saintek, SPP
(uang kuliah terbilang WAAAWWW). Jurusan matematika SPP sebesar Rp. 800 ribu
ditambah uang praktikum sebesar Rp. 500 ribu jadi totalnya SATU JUTA TIGA RATUS
RIBU RUPIAH. Jika dibandingkan dengan fakultas lain yang SPPnya hanya kisaran
Rp. 600 ribu – Rp. 800 ribu namun fasilitas yang cukup memadai. Pernah juga
saya lihat di portal dimana sebuah gambar atau foto tentang proses perkuliahan
di UIN Alauddin Makassar, yang dipasang itu adalah mahasiswa yang sedang kuliah
di sebuah kelas yang bersih, rapi dan yang pasti kursi yang cukup dan cantik.
Di sini saya protes kenapa hanya gambar itu yang dipasang di portal? Mengapa
mereka tidak datang memotret sekilas perkuliahan kami di gedung C, mungkin
mereka malu apabila foto yang dipasang terlihat sebuah ruangan yang
fasilitasnya minim, dan melihat kami menulis dengan kaki di atas sandaran kursi
teman yang di depan serta menulis dengan buku di atas paha kami. Kalau begini
SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB??? Padahal kami telah menunaikan kewajiban yaitu
membayar SPP.
Aneh
juga rasanya, padahal gedung C adalah gedung yang paling dekat dengan rektorat.
Tiap hari para staf berjalan dari gedung fakultas ke rektorat menyaksikan
budaya ANGKAT TARIK KURSI . Dan
memang inilah yang layak dikatakan bahwa SAINTEK
MISKIN KURSI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar